Oleh: Muhammad Iqbal Nurul Awal*
Sumber Gambar: google.com |
Mengetahui hal itu, Raja Najasy yang saat itu menguasai sebagian wilayah Yaman dan negara Eritrea (Afrika Timur), marah dan mengirim pasukan yang berjumlah 3000 orang untuk memerangi Abrahah yang telah menguasai wilayah Yaman.
Hanya saja pasukan Najasy yang dikirim untuk memerangi Abrahah ini berbalik dan berpihak kepada Abrahah. Setelah Abrahah memperkuat kekuasaannya di Yaman, ia menggelari dirinya sebagai raja.
Sebagai seorang raja, ia mulai membangun serta memperbaiki kota Yaman dan membuat perjanjian damai dengan suku-suku Arab pada saat itu. Salah satu pembangunan penting yang dilakukan oleh Abrahah adalah memperbarui bendungan ma'rib atau dahulunya dikenal sebagai bendungan kaum Saba' yang terkenal, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Al-Quran pada Surah Saba'.
Ketika ia selesai membangun bendungan tersebut, lalu membuat perayaan yang sangat besar serta menarik perhatian bangsa Persia dan Byzantium untuk beraliansi dengan Abrahah karena pengaruh kekayaan wilayah yang ia miliki. Maka Abrahah merasa kekuatannya sudah melebihi apa yang dia kira, terlebih lagi ia mendapat dukungan dari dua imperium besar, yaitu Persia dan Byzantium.
Penyerangan Abrahah ke Makkah
Setelah Abrahah mengetahui bahwa kekuasaannya sudah cukup kuat dan stabil, dia mulai berpikir untuk memperluas wilayahnya ke seluruh wilayah Arab dan menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Ia mulai memfokuskan pandangannya ke kota Makkah yang terletak di jantung wilayah Hijaz.
Adapun faktor penyerangan Abrahah bukan hanya karena masalah agama, tetapi ada tiga sebab alasan mengapa Abrahah memilih kota Makkah untuk dihancurkan:
1. Sebab Ekonomi
Makkah yang terletak di tengah wilayah Arab ini menjadi posisi yang sangat strategis untuk jalur perdagangan dengan Byzantium yang menguasai wilayah Laut Mediterania dan Laut Merah, sedangkan Persia menguasai wilayah Samudra Hindia dan Teluk Arab.
2. Sebab Keagamaan
Kerajaan Byzantium memiliki kesamaan dengan Abrahah, yaitu sama-sama memeluk agama Kristen sehingga menjadikan hubungan antara mereka menjadi sangat kuat. Dapat dilihat bagaimana orang Byzantium di bawah perintah dari Keuskupan Alexandria membantu Abrahah untuk membangun beberapa gereja di wilayah Abrahah dan menjadikan Uskup Alexandria sebagai pengawas langsung pergerakan keagaamaan yang terjadi di wilayah Arab.
Ada satu hal penting yang harus diketahui, bahwa Abrahah membangun sebuah gereja di kota Sana'a - Yaman, yang dinamakan dengan gereja Qalis atau Qalsin. Abrahah meminta bantuan Uskup Alexandria dan orang-orang Najasy untuk pembangunan gereja ini.
Jadilah gereja ini menjadi tempat sakral bagi orang Nasrani yang ada di wilayah kekuasaan Abrahah, ia juga ingin menjadikan gereja ini sebagai tempat berkumpulnya orang-orang sekaligus memerintahkan mereka untuk bertawaf sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Muslim yang berhaji di Makkah.
Sebab inilah yang juga menjadi salah satu alasan Abrahah menyerang kota Makkah, yaitu ingin memindahkan orang-orang yang berhaji di Ka'bah berubah menjadi haji ke wilayah Sana'a atau gereja Qalis.
3. Sebab Politik
Sebagaimana Makkah dengan posisi yang sangat strategis dan menjadi salah satu pusat ekonomi Arab pada saat itu, membuat Abrahah ingin menghancurkannya dan menjadikan wilayah Yaman sebagai pusat ekonomi dan politik Arab.
Ia juga ingin untuk mengamankan jalur perdagangan Arab yang bersambung dari Yaman sampai ke Laut Mediterania, salah satu langkahnya ialah menguasai wilayah pesisir Arab dan Makkah.
Baca juga: Mengulik Nama Perempuan dalam Syair Jahiliah
Penyerangan Abrahah ke Makkah
Sebelum menyerang Ka'bah, Abrahah mengirim surat kepada Raja Najasy untuk memberitahunya bahwa ia akan menyerang Ka'bah dan meminta kepada Raja Najasy untuk mengirim bantuan, khususnya pasukan gajah perang. Maka Raja Najasy menyetujuinya dan mengirimkan bala bantuan. Penyerangan ini juga mendapat dukungan penuh dari kerajaan Byzantium.
Setelah persiapan perang sudah siap, Abrahah mengerahkan pasukannya ke arah Makkah dengan bantuan 13 gajah perang yang dikirim oleh Raja Najasy, penyerangan ini juga membuat takjub suku-suku Arab pada saat tersebut. Di samping itu Abrahah mendapat penolakan dari beberapa suku Arab tapi ia tidak menghiraukannya.
Sampailah Abrahah mendekat ke wilayah Makkah dan membangun tenda di daerah al-Mughims sekitar 11 kilometer dari kota Makkah. Abrahah mengirim utusan ke Makkah sebelum menyerang dan menyampaikan tujuannya ingin menyerang Ka'bah serta akan memerangi siapa saja yang menghalanginya.
Maka keluarlah Abdul Muthallib ─ kakek Nabi Muhammad ﷺ ─ yang pada saat itu menjadi pemimpin kaum Quraisy, saat itu Abrahah meminta imbalan 200 ekor unta dan tentaranya menguasai wilayah Makkah.
Abdul Muthallib menawarkan sepertiga kekayaan Makkah dan memerintahkan Abrahah untuk meninggalkan Makkah, tapi dengan sombongnya Abrahah berkata bahwa tidak ada yang dapat menghalanginya untuk menghancurkan Ka'bah.
Melihat Abrahah yang bersikeras menyerang Ka'bah, Abdul Muthallib memerintahkan penduduk untuk mencari perlindungan ke bukit-bukit yang ada di sekitar Makkah untuk mencari perlindungan dan menyerahkan Makkah kepada Allah ﷻ.
Ketika pasukan Abrahah bersiap untuk menyerang, ia menempatkan gajah perangnya di posisi utama pasukan, tetapi gajah perangnya tidak mau bergerak ke arah Ka'bah meskipun sudah dicambuk dan dibakar, tetap saja gajahnya tidak mau bergerak.
Abdul Muthallib dan orang-orang suku Quraisy memperhatikan dari kejauhan memandang keadaan yang terjadi dan menanti hasil akhir kejadian tersebut. Sampai ketika Allah mengirim burung yang sangat banyak dan saling bersusun membentuk gelombang membawa batu dan menyerang pasukan Abrahah serta gajahnya, sebagaimana peristiwa ini dijelaskan dalam Surah Al-Fiil:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَـٰبِ ٱلْفِيلِ
1. "Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?"
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍۢ
2. "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?"
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
3. "Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong."
تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍۢ مِّن سِجِّيلٍۢ
4. "Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar."
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍۢ مَّأْكُولٍۭ
5. "Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
Tidak ada yang selamat dari pasukan Abrahah kecuali sangat sedikit dan diperintahkan untuk kembali ke Yaman setelah gugurnya sebagian besar dari pasukan Abrahah serta terpecahnya pasukan gajah yang menjadi akhir dari kekuasaan Abrahah.
Tahun antara 570-571 Masehi dikenal sebagai tahun di mana Abrahah menyerang Makkah atau yang kita kenal sebagai tahun gajah dan juga menjadi tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.[]
*Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Bahasa Arab, Jurusan Sejarah dan Peradaban, Univ. Al-Azhar - Kairo
Editor: Syafri Al Hafidzullah
Publisher: Syafri Al Hafidzullah
Posting Komentar