Islam Menginspirasi Kebangkitan Eropa

 Oleh: Tomy Rahim*

Sumber: dw.com
Kehadiran Islam di dunia ini tentunya menjadi Rahmatan Lil A’alamiin. Tidak terkhusus untuk bangsa Arab saja, tetapi menyebar ke belahan bumi lainnya, seperti Eropa, Afrika dan Asia. Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi dunia sedang mengalami kemunduran ketika Islam datang di Jazirah Arab. Terutama pasca runtuhnya Romawi Barat oleh bangsa-bangsa Barbar semisal Vandal, Germanik dan Burgundy. Bangsa-bangsa Barbar ini akhirnya mengakhiri dominasi Roma pada masa Romulus Augustus tahun 476 M.

Pasca runtuhnya dominasi Roma, Eropa tenggelam ke era kegelapan, karena bangsa Barbar yang menguasai Eropa hanya terfokus dengan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka lalai dalam menjaga peradaban tinggi yang dibangun Roma. Keilmuan serta peradaban yang berkembang di era Romawi dan Yunani semisal Kedokteran, Arsitektur, Filsafat dan lain sebagainya mulai dilupakan dan akhirnya ditinggalkan. Fenomena ini bertahan hingga era Futuhat Islam dengan masuknya Islam ke bumi Eropa.

Islam datang ke bumi Eropa melalui semenanjung Iberia, yaitu Spanyol dan Portugal saat ini. Pembebasan Islam masuk ke Eropa melalui seorang panglima muslim keturunan Berber, Thariq bin Ziyad yang merupakan panglima Gubernur Afrika Utara era Walid bin Abdul Malik, Musa bin Nushair. Thariq bin Ziyad memasuki Spanyol pada tahun 711 M dan mulai menguasai satu persatu kota di Spanyol seperti Toledo, Granada, Cordoba  Zaragoza dan lain sebagainya.

Berbeda dengan penaklukan bangsa lainnya, penaklukan Arab Islam bukan hanya dengan motif menguasai dan mengeruk keuntungan, tetapi Arab Islam datang dan membangun peradaban besar di Andalusia. Islam membangun dan mengembangkan berbagai cabang ilmu semisal Kedokteran, Arsitektur, Astronomi, Geografi, Sejarah dan lainnya. Fenomena ini menjadi bentuk peran Islam dalam memajukan peradaban serta kebudayaan bangsa-bangsa yang mereka taklukkan.

Baca juga: Diglosia Dalam Bahasa Arab

Sebagai contoh dengan kota Cordoba. Cordoba yang menjadi ibukota keamiran Umayyah berkembang pesat menjadi kota yang sangat maju dibanding kota-kota di Eropa. Di Cordoba terdapat 900 pemandian umum, 70 perpustakaan, universitas-universitas, istana-istana dan lain sebagainya serta jumlah penduduk yang mencapai 1 juta jiwa. Sedangkan kota Vienna yang terletak di Austria hanya memiliki penduduk 50 ribu jiwa. Perbedaan yang signifikan ini menjadi bukti bahwa Andalusia di era Islam telah menjadi mercusuar keilmuan dan peradaban yang menerangi Eropa.

Disebabkan kemajuan-kemajuan ini, Eropa mulai bertransformasi menjadi bangsa-bangsa yang maju dan mulai menekan dominasi Islam. Puncaknya adalah dengan jatuhnya pertahanan muslim terakhir di Granada tahun 1492 M oleh Ferdinand dari Aragon dan Isabella dari Castilla. Mereka mengakhiri dominasi Islam yang berlangsung kurang lebih 7 abad lamanya di Semenanjung Iberia. Kaum Muslimin yang telah kalah ini berpencar dan menyebar ke Maroko, Mesir dan Turki.

Tidak hanya sebatas itu, setelah menikmati kemajuan yang dibawa Islam, bangsa-bangsa Eropa yang dimotori Portugis dan Spanyol mulai melakukan penjelajahan untuk mencari tanah-tanah baru. Motif yang mendasari penjelajahan ini karena beberapa faktor seperti faktor politik, ekonomi dan agama. Faktor-faktor ini menjadi alasan paling kuat bangsa-bangsa Eropa untuk menemukan daerah baru guna memperluas wilayah kekuasaan, menyebarkan agama Katholik dan memonopoli perdagangan dan ekonomi.

Sayangnya kemajuan keilmuan dan kebudayaan yang dibawa Arab Islam dimanfaatkan Eropa untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari daerah koloni mereka, serta memaksa penduduk nya untuk memeluk agama Nasrani dan menjajah tanah-tanah tersebut. Mereka kehilangan faktor terbesar dari Futuhat Islam yaitu menjadi rahmat bagi alam semesta serta memanipulasi dan menjajahi tanah-tanah yang mereka kuasai di Asia, Afrika dan Amerika. Kolonialisme ini bertahan berabad-abad hingga abad ke-20 yang berakhir karena kebangkitan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

*Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Bahasa Arab Jurusan Sejarah & Peradaban, Univ. Al-Azhar Kairo
Editor
: Nimah Zaidah

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama