Arudh dan Qawafi, Ilmu Syair Arab

Oleh: Ainun Maftuhah Putunaisa*
Sumber Gambar: Wallpaper Safari

ألا لا تنال العلم إلا بستة * سأنبيك عن مجموعها ببيان

ذكاء وحرص واصطبار وبلغة * وإرشاد أستاذ وطول زمان

Dua bait syair di atas tentunya sudah tidak asing lagi bukan? Syair karya Imam Syafi’i ini sangat popular di kalangan para penuntut ilmu. Selain karena isinya yang mengandung hikmah, pemilihan katanya juga indah, tentu ini bukan hal yang mudah. Pernahkah terbesit sebuah pertanyaan bagaimana syair-syair itu bisa tersusun dengan rapi, tertata dan memiliki rima yang sama dari satu bait ke bait lainnya?

Tuhan memberikan kelebihan khusus kepada orang-orang Arab, dengan spontan mereka bisa langsung merangkai kalimat menjadi sebuah bait syair. Pada saat itu syair juga memiliki kedudukan yang tinggi, dan orang yang mampu membuat syair sangat dihormati. Bahkan syair pada saat itu menjadi alat untuk merekam kehidupan mereka, beberapa syair-syair itu bisa kita temukan saat ini. Nah, dari kepandaian merekalah sebuah disiplin ilmu mengenai syair dapat terbentuk.

Ilmu 'Arudh wal Qawafi merupakan disiplin ilmu yang dapat kita gunakan sebagai indikator apakah syair tersebut sempurna atau tidak. Karena tidak jarang ada syair arab yang terlihat indah tapi ternyata cacat. Sebenarnya 'Arudh dan Qawafi ini berbeda satu sama lain, Ilmu 'Arudh adalah ilmu yang mempelajari wazan-wazan syair, melalui ilmu ini kita dapat mengetahui kesahihan syair, apakah syair itu terkena zihaf dan 'illah, lalu zihaf dan 'illah apa saja yang diperbolehkan masuk pada wazan-wazan syair tersebut. Sedangkan Ilmu Qawafi adalah ilmu yang mempelajari keadaan akhir suatu bait syair, keduanya sering bersamaan dan dipasangkan karena memiliki kepentingan dan tujuan yang sama yaitu mempelajari kesahihan suatu syair.

Ilmu ini digagas oleh Imam Khalil bin Ahmad al-Farahidiy, ia lahir di Oman pada tahun 100 H dan wafat di Bashrah pada tahun 175 H. Konon katanya ilmu ini lahir karena Imam Khalil merasa orang-orang lebih condong untuk belajar kepada muridnya, yaitu Imam Sibawaih. Kemudian ia pun mengadu pada Sang Khalik di pelataran Makkah, beliau memohon agar diberi ilmu yang belum pernah ada sebelumnya, lalu Allah Swt membukakan jalan bagi Imam Khalil untuk bisa melahirkan ilmu ini melalui pengetahuannya dalam bermusik.

علم الخليل رحمة الله عليه * سببه ميل الورى لسبويه

فخرج الإمام يسعي للحرم * يسأل رب البيت من فيض الكرام

فزاده علم العروض فانتشر * بين الورى فأقبلت له البشر

Atas karunia Allah Swt. Imam Khalil berhasil menciptakan lima belas bahr syair, yang bersumber dari syair-syair arab terdahulu. Kemudian Al-Akhfasy menambahkan satu bait syair yang diberi nama Bahr Mutadarik; maka keseluruhan bait syair dalam ilmu 'Arudh ada enam belas bahr.


Ada beberapa alasan mengapa Imam Khalil menamakan ilmu ini dengan 'Arudh. Pertama, 'Arudh merupakan nama sebuah tempat di Makah, maka dinamailah Ilmu 'Arudh karena tabaruk terhadap Makkah al-Mukarramah. Kedua, 'Arudh dalam bahasa Arab bermakna ujung, dinamai 'Arudh karena merupakan ujung dari ilmu syair. Ketiga, 'Arudh di sini bermakna pertunjukan, karena syair sering kali menjadi momen pertunjukan pada saat itu, maka Imam Khalil menamai ilmu ini dengan ilmu 'Arudh.

Ilmu 'Arudh merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan ketika kita hendak mempelajari Sastra dan Bahasa Arab, ilmu ini memiliki peran yang penting di antaranya:
  • Membantu kita agar bisa membaca syair dengan baik dan benar.
  • Memperkenalkan kita pada wazan-wazan atau bahr syair, agar mampu membedakan mana yang sahih dan mana yang cacat.
  • Membahas tentang darurat syair; beberapa keadaan yang membolehkan hal-hal tertentu pada sebuah syair.
  • Meyakinkan kita bahwasanya syair ini bukanlah Al-Quran dan Hadis.
  • Syair berbeda dengan natsr (prosa). Syair dalam bahasa arab maknanya "كلام موزون مقفى" sekumpulan kalimat yang memiliki wazan dan juga bersajak.
Objek pembahasan ilmu 'Arudh ini tentunya syair-syair arab. Nantinya kita akan mengupas bait syair satu demi satu, termasuk pada bahr apa, terkena zihaf mapupun 'illah atau tidak, dan lain sebagainya. Saat mempelajari ilmu ini, kita juga akan dihadapkan dengan yang namanya ilmu Qawafi. Sebuah ilmu yang juga digagas oleh Imam Khalil bin Ahmad al-Farahidiy, keren bukan?

Pembahasan ilmu Qawafi ini ada pada akhir bait syair, yang disebut dengan dharb. Tidak semua ujung bait syair bisa disebut dharb, dharb ini mempunyai rumus tersendiri. Kamu akan mengetahuinya saat mempelajari ilmu 'Arudh wal Qawafi.

Berikut adalah keutamaan dan kepentingan mempelajari ilmu Qawafi:
  • Qafiyah (rima bait) merupakan bagian dari bait syair, tanpanya sebuah syair tidak akan disebut syair.
  • Qafiyah ini merupakan unsur penting dalam sebuah syair, agar syair tersebut indah dan syahdu ketika dilantunkan, maka qafiyahnya pun harus sesuai dengan aturan yang ada.
  • Dengan mempelajari ilmu ini, kita dapat menjaga lisan dari kesalahan saat melantunkan sebuah syair.
Ilmu 'Arudh wal Qawafi ini bagaikan cincin dan permata, akan lebih bersinar jika cincin itu dihiasi dengan permata. Begitu juga 'Arudh wal Qawafi jika hanya mempelajari salah satunya saja sinarnya mungkin akan redup, tetapi jika keduanya kita pelajari maka sinarnya akan semakin gemerlapan.[]

*Penulis merupakan mahasiswi Fakultas Dirasah Islamiyah Jurusan Bahasa Arab Univ. Al-Azhar - Kairo
Editor: Fakhri Abdul Gaffar
Publisher: Syafri Al Hafidzullah

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama