Kairo, SenatFBA—Melalui Rihlah Tarikhiyah, Senat FBA Mesir mengajak peserta untuk kembali mengingat sejarah peradaban Mesir. Kajian sejarah sangat penting demi menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan. Meskipun berasal dari Indonesia, tetapi Masisir harus melek sejarah peradaban Arab dan Islam, khususnya di Mesir.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (25/10) lalu ini diikuti oleh lebih dari lima puluh peserta dari berbagai fakultas. Sebanyak empat belas destinasi sejarah dikunjungi, berkutat di area Jalan Muiz li Dinillah. Mulai dari Masjid Dzahab yang berada di samping Masjid al-Azhar di jantung kota tua Kairo hingga Masjid al-Hakim bi Amrillah di sudut pintu gerbang kota. Di sela-sela kunjungan, rentetan sejarah peradaban Islam pada masa silam diungkap secara lugas dan santai yang dipandu langsung oleh salah seorang senior FBA Mesir, Kak Miftah Wibowo.
Acara yang dimulai sejak pukul 14.15 tersebut semakin sorak dengan adanya doorprize sebagai apresiasi bagi peserta yang mampu menjawab berbagai pertanyaan di sela-sela perjalanan. Tentu saja, pertanyaan yang diajukan seputar pengetahuan sejarah.
Memasuki penghujung acara, setelah shalat Maghrib di Masjid al-Hakim bi Amrillah, Kak Miftah menyampaikan pesan, "Dari zaman ke zaman, dunia ini telah banyak mengalami perubahan. Seperti halnya di bidang Fikih yang terdapat banyak mazhab, begitu pula di bidang akidah. Jadi tak perlu bagi kita untuk membuat perbedaan lagi," ucapnya.
Ia juga menambahkan, "Hal itu telah dicontohkan oleh Grand Syekh al-Azhar, Ahmad Thoyyib yang telah melakukan berbagai kunjungan ke berbagai negara. Kunjungan ini tak lain untuk melakukan "Øوار" (dialog) persatuan. Cukuplah bagi kita sejarah peradaban Mesir ini untuk menyelesaikan tiga masalah kehidupan. Di antaranya perbedaan, kemiskinan, dan kebodohan." Kira-kira demikian tuturnya menirukan perkataan Grand Syekh al-Azhar, Ahmad Thoyyib.
Sebelum penutup, Ketua Sema FBA Mesir, Muhammad Fakhruddin Arrozi mengatakan, "Dari Rihlah Tarikhiyah ini akhirnya kita tau bahwasanya Kairo atau Mesir secara umum adalah sebuah museum yang agung. Setiap kaki yang kita pijakkan, setiap langkah yang kita hentakkan, ada sejarah yang tidak kita duga. Oleh karena itulah, Mesir disebut sebagai Ummu al-Dunya (Induk Dunia)."
Ia juga menyampaikan bahwasanya akan diadakan Rihlah Maktabah (Jelajah Toko-toko Kitab) dalam waktu dekat. (nasir/elR)
Posting Komentar