Disarikan dari Kitab Hiwar Ma'a Shodiqi al-Mulhid
Bonus Majalah AzharDr. Musthafa Mahmud
Oleh: M. Fakhruddin Arrozi
Doc: Source from Google
Allah adalah Dzat yang menuliskan takdir kita, lalu mengapa Dia menghisab amal perbuatan kita?
Seseorang bertanya mengenai hal ini, lalu Dr. Musthafa Mahmud memberikan jawabannya.
Kita jangan sekali-kali berkata seolah-olah ini sama halnya dengan adat kebiasaan kita. Ada pertanyaan sebagaimana begini:
"Apakah kita bisa memilih kapan kita dilahirkan, apa bangsa kita, seberapa tinggi badan kita, dan apa warna kulit kita?"
"Apakah kita bisa mengatur terbit dan terbenamnya matahari dan bulan?"
"Apakah kita berhak memilih ketika kita berbuat cela, lalu diberikan hukuman mati, dan tidak ada lagi jalan keluar selain itu?"
Dan apabila Allah berkata "Kuberikan kebebasan kepadamu sehingga kamu memiliki hak semaumu," lalu kita yakin tidak akan pernah mengingkari hal tersebut?
Mereka yang berpikir demikian adalah dalam kebingungan dan pendapat yang salah. Kita mesti mampu membedakan antara kebebasan secara mutlak serta kebebasan ikhtiyari (dengan pilihan).
Kebebasan mutlak berkaitan dengan takdir nasabiyah (nas-nas genetik) yang memang kita tidak bisa berbuat atas hal tersebut. Seperti kebangsaan kita, kapan kita dilahirkan, oleh siapa kita dilahirkan, dan sebagainya. Maka hal-hal ini tidaklah Allah akan hisab pertanggungjawabannya.
وربك يخلق ما يشاء ويختار، ما كان لهم الخيرة، ...
Allah menciptakan kita sebagaimana yang Allah kehendaki, dan kita tidak mampu memilih soal ini, oleh karenanya tidak ada pertanggungjawaban atas hal ini.
Berbeda dengan kebebasan dengan pilihan di mana kita telah diberikan kuasa untuk memilih mana yang baik dan mana yang salah, mana yang terpuji dan mana yang tercela, mana yang pantas dan mana yang tidak, mana yang beradab dan mana yang tak beradab. Maka dari itu, akal, hati dan diri kita sangat bertanggung jawab atas hal ini.
#GerakanBacaBukuFBA
#BacaBuku1JamTiapMalam
Posting Komentar