Takrim Mutafawwiqin 2024, Duktur ‘Alaa Ganib: Saya Merasa Dekat dengan Mahasiswa Indonesia

Oleh: Achmad Ibnu Ibad


Sumber: Dokumentasi Departemen Pubdekdok

Pada hari Kamis, 28 November, SEMA FBA Mesir bekerja sama dengan Dompet Dhuafa berhasil menyelenggarakan acara Takrim Mutafawwiqin sebagai ajang apresiasi atas prestasi mahasiswa FBA Universitas al-Azhar. Acara tersebut dilaksanakan di MyFundAction Youth Development Center Cairo. Acara yang bertujuan untuk memotivasi, menginspirasi dan menghargai para mahasiswa FBA tersebut dimulai pada pukul 15.00 WLK. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Takrim Mutafawwiqin tahun ini istimewa karena turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Bahasa Arab, Duktur ‘Alaa Ganib dan perwakilan dari Dekan Dirasat Islamiyah wa al-’Arabiyah li al-Banat, Dukturoh Manal Mishbah.


            Terdapat 34 mahasiswa peraih nilai Mumtaz dan Jayyid Jiddan yang mendaftar pada Takrim Mutafawwiqin kali ini. Selain peserta, hadir pula para tamu undangan. Di antaranya adalah perwakilan FORSEMA: Muhammad Zidan dan Muhammad Nashir sebagai perwakilan FSI; Muqoddas dan Muhammad Faris Ardhika sebagai perwakilan FDI; Wakil Ketua PPMI, Ari Pratama; dan perwakilan Wihdah, Hanifah Minhajil Hayah. Antusiasme peserta dapat terlihat selama berjalannya acara.


            Acara dimulai dengan pembacaan al-Qur’an oleh Muhammad Syafi’i, mahasiswa tingkat satu jurusan Linguistik Umum. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Moderator, Muhammad Naufal dan Lulu Lutfiyah. Dikarenakan dihadiri langsung oleh dekan kuliah, acara berlangsung dengan menggunakan bahasa Arab Fusha. Lantas, acara disambung dengan sambutan dari Ketua SEMA FBA Mesir, Muhammad Rizki Sugiri. Rizki mengungkapkan, dalam bahasa Arab Fusha, rasa terima kasihnya kepada Duktur ‘Alaa dan Dukturah Manal atas ketersediaan mereka berdua dalam menghadiri Takrim Mutafawwiqin tersebut.


            Lalu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari  Wakil Ketua PPMI, Ari Pratama. Dalam sambutannya, beliau mengatakan tentang pentingnya bersikap tawaduk dan tidak terlena dengan nilai yang didapat. Terdapat kejadian lucu dalam sambutan Ari tersebut. Beliau mengatakan bahwa jumlah pengikut halaman Duktur ‘Alaa di Facebook adalah 131 pengguna. Lantas, Duktur ‘Alaa memotong dan mengatakan sambil tertawa bahwa jumlah yang benar adalah 131 ribu pengikut.


            Setelah itu, kegiatan utama, yaitu pemberian sertifikat penghargaan kepada mahasiswa/i FBA, dilangsungkan. Sertifikat diserahkan langsung oleh Duktur ‘Alaa dan Dukturah Manal. Penyerahan sertifikat berlangsung dengan khidmat. Setelah penyerahan sertifikat penghargaan, moderator menyerahkan acara kepada Duktur ‘Alaa Ganib untuk memberikan beberapa petuah kepada mahasiswa/i FBA.


            Terdapat beberapa hal penting dalam sambutan yang dituturkan oleh Duktur ‘Alaa Ganib. Pertama, beliau mengapresiasi ketekunan para mahasiswa/i Indonesia Universitas Al-Azhar. Beliau juga menekankan betapa para dosen pengampu mata pelajaran kuliah sangat menyayangi para mahasiswanya. Duktur ‘Alaa Ganib juga sempat melempar beberapa kelakar yang disambut dengan tawa para peserta Takrim Mutafawwiqin. Beliau turut pula menjelaskan pentingnya bahasa melalui karya sastra. Bahkan, beliau sempat menyebutkan karya-karya Shakespeare dalam sambutannya tersebut.


            Kedua, Duktur ‘Alaa Janib menerangkan tentang relasi antara bahasa Arab dan syariat Islam. Beliau mengatakan bahwa bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengakomodasi kompleksitas syariat Islam. Oleh karena itu, Allah menurunkan syariat-Nya dalam bahasa Arab. Hal tersebut dimungkinkan karena tiga faktor utama: Pertama, bahasa Arab adalah bahasa yang bersifat ekstensif. Artinya, ia dapat menjangkau berbagai problematika syariat yang luas. Sifat ekstensif bahasa Arab dapat dilihat, salah satunya, dari kuantitas kosakata. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang memiliki kosakata terbanyak di dunia. Dalam kitab al-Mufashal fî Târîkh al-Arab Qabl al-Islâm disebutkan bahwa jumlah kosakata bahasa Arab mencapai 12,3 juta kosakata. Jumlah tersebut sangat besar apabila dibandingkan dengan bahasa internasional dunia, bahasa Inggris, yang hanya memiliki sekitar 1 juta kosakata.


            Dikarenakan sifat ekstensif tersebut, bahasa Arab menjadi bahasa yang dapat mencakup keseluruhan makna. Hampir tidak ada barang atau sifat yang tidak ditemukan padanan katanya dalam bahasa Arab. Bahkan, sepasang sinonim dapat memiliki makna konotatif yang berbeda. Oleh karena itu, beberapa linguis Islam seperti Ibn Faris dan Abu Hilal al-’Askariy berpendapat bahwa tidak ada sinonim dalam bahasa Arab. Hal tersebut menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang paling sempurna. Sifat kesempurnaan inilah yang menjadikan bahasa Arab dapat mengakomodir kesempurnaan syariat.



            Sifat bahasa Arab yang ketiga adalah kemudahan struktur gramatikal. Kemudahan tersebut terwujud karena kaidah-kaidah yang tertera jelas dalam ilmu Nahwu, Shorof dan Balaghah. Mengenai poin ketiga ini, Duktur ‘Alaa juga menjelaskan bahwa tidak ada ta’khir dalam pembahasan Balaghah. Hal tersebut dikarenakan ta’khir berarti menganggap sesuatu yang diakhirkan tersebut “tidak penting”. Sedangkan, seluruh tatanan gramatikal bahasa Arab dalam nahwu bersifat krusial. Oleh karena itu, Abdu al-Qahir al-Jurjani hanya mencantumkan Taqdîm dalam kitab karangannya, Dalâil al-I’jâz.


            Ketiga sifat bahasa Arab tersebut juga terwujud dalam syariat Islam. Hanya bahasa Arab yang dapat mengimbangi syariat dari segi keluasan cakupan, kelengkapan makna dan kemudahannya. Oleh karenanya, bahasa Arab dipilih menjadi bahasa yang menjembatani firman Tuhan dengan para hamba-Nya. Duktur ‘Alaa merangkum sambutannya dengan menjelaskan urgensitas bahasa Arab melalui hubungannya dengan syariat Islam tersebut. Terakhir, beliau menutup sambutannya dengan apresiasi kepada seluruh mahasiswa/i Indonesia Universitas al-Azhar. Acara kemudian ditutup dengan doa dan foto bersama.



         Tak hanya Duktur ‘Alaa, Dukturah Manal Mishbah turut pula memberikan beberapa pengetahuan keislaman yang menarik perhatian peserta. Salah satunya adalah tafsir Al-Qur’an dari segi tajwid. Materi ini beliau berikan sembari menunggu Duktur ‘Alaa datang sebelum acara dimulai. Dukturah Manal memberi contoh tafsir tersebut melalui surah al-Baqarah ayat 258. Hal yang disoroti oleh Dukturah Manal adalah mâdd pada lafaz hâjja. Penggunaan mad dan ghunnah menunjukkan keunggulan Ibrahim atas Raja Namrud.


            Walakhir, kedatangan Duktur ‘Alaa Ganib dan Dukturah Manal Mishbah turut menjadikan Takrim Mutafawwiqin tahun ini spesial. Duktur ‘Alaa Ganib bahkan sempat menyampaikan rasa sayangnya karena memiliki mahasiswa/i yang tak hanya tekun, tetapi juga berprestasi. Hal tersebut ia sampaikan kepada Ketua Senat FBA Mesir, Rizki Sugiri. “Saya merasa dekat dengan kalian. Hari ini saya tidak mengujungi kalian sebagai dekan fakultas. Namun, kunjungan saya kali ini sebagai ayah kalian.” ujar beliau dengan khidmat.








Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama