Dokumentasi bersama Syeikh Ayyub al-Azhari al-Jazairi (Sumber: Dok Sema FBA)
Kairo, (9/11/2019) PPMI bekerja sama dengan
Sema FBA Mesir dalam mengadakan acara Grand Closing Dauroh Intensif Ilmu Alat (DIIA)
Volume I ilmu Nahwu sekaligus Grand Opening DIIA Volume II ilmu Sharaf di aula
KM-NTB yang dihadiri langsung oleh Syeikh Ayyub al-Azhari al-Jazairi. Daurah Sharaf ini
diikuti sekitar 150 orang, yang merupakan lanjutan dari DIIA Vol 1 dan
rencananya nanti akan diadakan seminggu dua kali yang akan dibimbing langsung
oleh Syeikh Sidi Fauzi Konate dengan menggunakan Matn al-Bina’.
Hilman Maulana selaku ketua panitia DIIA Vol II
berpesan kepada seluruh peserta daurah agar dapat tetap beristiqamah dalam
mengikuti daurah Sharf ini. “ Ilmu
Sharf merupakan salah satu ilmu alat yang memang harus
dipelajari (i’lam
anna ‘ilma al-Sharfi ummu al-‘uluumi wa al-nahwi abuuha), kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen luar dari pihak
KM-NTB maupun pihak dalam dari panitia, PPMI, serta Sema FBA Mesir yang telah bekerjasama dalam menyukseskan acara ini” ucap
Ahmad Khikam sebagai ketua Sema FBA.
Tak lupa wakil
presiden PPMI Nasrudin Babas juga menyampaikan pesan bahwa tujuan dari diadakan
Daurah Ilmu Alat adalah sebagai sarana bagi anak baru maupun orang yang baru
sadar akan pentingnya ilmu alat dalam memahami nas bahasa Arab, sehingga
kedepannya dapat mempermudah dalam memahami serta mempelajari pelajaran kuliah
maupun luar kuliah.
Syeikh Ayyub al-Azhari al-Jazairi menyampaikan
beberapa pesan tentang urgensi menuntut ilmu, adab, serta keutamaannya. Ilmu
adalah dasar segala sesuatu, jika kamu ingin meraih sesuatu, maka raihlah
dengan ilmu, bahkan Allah Swt berfirman dalam surah Mujadalah yang artinya
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. Ada pun orang yang berilmu
memiliki keutamaan daripada orang beribadah yang beribadah saja, bahkan setan
sendiri lebih takut kepada satu orang berilmu daripada seribu yang beribadah (‘alim
wahid asyaddu ‘ala al-syaitan min alfi ‘abid), maka dari itu belajar
sebelum beribadah perlu, agar kamu memiliki pengertian yang mendalam tentang
ibadahmu.
Lalu beliau juga
menyebutkan syarat-syarat penuntut ilmu; yang pertama ikhlas dalam mencari ilmu
semata-mata karena Allah, kedua mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari, karena
dengan cara itu yang dapat menjaga ilmu, ketiga mengulang kembali pelajaran
yang sudah didapat, karena dengan itu dapat memperkuat ilmu yang kita punya,
keempat adab kepada guru, kelima bertahap dalam mempelajari suatu ilmu, karena
setiap ilmu mempunyai tahapan-tahapan yang mana seorang penuntut harus
memulainya dari awal.
Dokumentasi peserta DIIA (Sumber: Dok Sema FBA)
Oleh: Fiki Roi'atuz Zibrija
Posting Komentar