Oleh: Abdul Hafidz
Maraknya
penggunaan internet dalam berkomunikasi pada kehidupan bermasyarakat memunculkan
fenomena unik bagi setiap generasi. Contohnya, bahasa Generasi Z yang menggabungkan
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam percakapannya, atau bahasa Generasi
Alpha yang belum lama ini ramai, seperti skibidi, gyatt, sigma
dan lain-lain. Bahasa-bahasa tersebut biasanya unik dan singkat dalam
mengungkapkan makna atau ekspresi yang diinginkan dibanding dengan bahasa baku.
Lantas, apa sebenarnya bahasa itu? bagaimana bahasa-bahasa gaul tersebut dapat
terbentuk?
Bahasa merupakan
aspek yang sangat penting bagi individu manusia. Bahasa merupakan salah satu
alat komunikasi terbaik yang dimiliki manusia sehingga membedakannya dengan
makhluk hidup lain. Bahasa juga merupakan salah satu media bagi manusia untuk
mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Selain peran dalam ranah individu,
bahasa juga memiliki peran yang penting bagi kehidupan bermasyarakat. Sebagai
makhluk sosial, komunikasi sangat dibutuhkan untuk saling mengerti dan memahami
satu sama lain. Selain itu, bahasa juga merupakan pencatat warisan budaya suatu
bangsa dan penjaganya dari satu generasi ke generasi lainnya.
Dalam bahasa Arab, bahasa disebut lughah yang berasal
dari kata لغا يلغو
yang
bermakna suara, perkataan, condong, ucapan dan dialek. Menurut Ibn Jinni,
bahasa adalah suara yang mengungkapkan tujuan dan pikiran setiap bangsa.
Sedangkan menurut Ferdinand De Saussure, bahasa adalah produk sosial dari
kemampuan komunikasi dan kumpulan konvensi penting yang diadopsi oleh
sekelompok sosial untuk membantu individu dalam menjalankan kemampuan tersebut.
Disiplin ilmu
yang membahas bahasa disebut Linguistik (Ilmu Bahasa). Secara terminologi, Linguistik
berasal dari bahasa latin, yaitu lingua yang berarti “bahasa”. Sedangkan
Linguistik dalam epistemologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji unsur
intrinsik bahasa secara ilmiah dengan tujuan bahasa itu sendiri. Dari pengertian
tersebut, dapat diuraikan bahwa: pertama, objek kajian ilmu tersebut
bukan bahasa tertentu seperti bahasa Arab, Inggris atau Indonesia, melainkan
bahasa manusia secara global. Kedua, tujuan mengkaji bahasa adalah mengungkapkan
hakikat dari bahasa tersebut. Ketiga, penelitian dan analisis yang
dipakai pada linguistik harus berdasarkan metode ilmiah yang sistematis dan
objektif.
Lebih lanjut, dalam
buku Fushûl fî Ilm al-Lughah, Prof. Abd al-Mun’im Abdullah Muhammad
menyebutkan bahwa metode ilmiah dalam linguistik harus memiliki beberapa
syarat. Pertama, seorang peneliti harus berpegang teguh pada semua
bagian-bagian ilmu linguistik dan menghindari repetisi. Kedua, seorang
peneliti harus mempelajari semua tingkatan bahasa dengan teliti. Ketiga, objektif:
tidak berpihak kepada pemikiran tertentu dan menyajikan semua dalil dan bukti, walaupun
pendapat tersebut bertentangan dengan pendapatnya.
Linguistik adalah ilmu yang meneliti dan menganalisis bahasa dari berbagai aspek, seperti bunyi (Aswât/Fonetik dan Fonologi), struktur kata (Shorof/Morfologi) dan kalimat (Nahwu/Sintaksis) dan makna kata (ad-Dilâlah/Semantik). Tidak hanya itu, Linguistik juga merupakan bidang studi interdisipliner yang berkembang mengikuti kompleksitas bahasa yang dikaji. Oleh karena itu, disiplin ilmu ini memiliki cabang-cabang yang berkonsentrasi pada masing-masing pendekatan dan objek yang dikaji. Cabang-cabang tersebut diklasifikasikan dalam dua bidang utama, yaitu Linguistik Teoretis (علم اللغة النظري), Linguistik Terapan (علم اللغة التطبيقي).
Linguistik
teoretis adalah bidang linguistik yang mengkaji dan meneliti bahasa dengan
metode ilmiah untuk menetapkan kaidah-kaidah yang ditemukan dalam objek
kajiannya. Metode yang dipakai dalam linguistik teoretis mencakup tiga metode
utama, yaitu metode historis, metode komparatif dan metode deskriptif. Bidang ini
juga memiliki beberapa cabang, di antaranya: fonetik dan fonologi, gramatikal, morfologi,
fonemik, semantik, linguistik historis, linguistik statistik, dan linguistik
holistik.
Linguistik
terapan adalah bidang linguistik yang meneliti objek-objek di luar bahasa yang
berhubungan dengan bahasa. Tujuan bidang ini adalah untuk memecahkan berbagai masalah
kebahasaan dengan mengaplikasikan berbagai teori dan metode linguistik. Sebagaimana
linguistik teoretis, linguistik terapan juga mencakup beberapa cabang, di
antaranya: Ilm al-Lughah al-Jughrâfi (geografi linguistik), Ilm al-Lughah al-Ijtimâ’i
(sosiolinguistik), Ilm al-Lughah an-Nafsi (psikolinguistik), Ilm al-Lughah
at-Ta’lîmi (pengajaran bahasa), Ilm al-Lughah at-Taqâbuli (linguistik kontrastif), Ilm al-Lughah al-Muqâran (linguistik komparatif), dan al-Ma’âjîm
(leksikografi).
Sebagai
disiplin ilmu, linguistik memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Seseorang yang mempunyai pengetahuan mengenai linguistik tentu akan sangat terbantu
dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. Bagi seorang muslim, linguistik
akan membantunya dalam memahami dua sumber pengetahuan (al-Quran dan Hadits) dengan
lebih baik. Tersebab, kedua sumber tersebut merupakan bahasa dan tulisan. Memahami
al-Quran yang memiliki nilai sastra yang sangat tinggi tanpa mempunyai
pengetahuan mengenai struktur bahasa dengan baik merupakan hal yang mustahil.
Selain
itu, ilmu ini juga tentunya memiliki manfaat praktis lainnya, seperti
mengetahui sejarah dengan pendekatan-pendekatan linguistik. Kita juga dapat
mengetahui perkembangan bahasa dengan bergantinya generasi dan beragamnya
bangsa, seperti fenomena bahasa gaul pada generasi Z dan Alpha. Bahkan,
pengetahuan linguistik pun bermanfaat bagi masalah kesehatan yang berhubungan
dengan bahasa. Seperti dalam kasus penderita bibir sumbing yang mengalami
gangguan bicara karena lengkungan rahang yang menyempit. Kelainan ini
memengaruhi produksi suara yang dihasilkan.
Setelah
pemaparan singkat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa studi linguistik menawarkan wawasan
mendalam tentang bahasa. Seperti bagaimana bunyi-bunyi huruf tersebut terbentuk,
bagaimana struktur kata dan kalimat mengomunikasikan makna, hingga kaitannya
dengan disiplin ilmu-ilmu yang lain. Bagi peminat sastra, linguistik bukan sekadar
direkomendasikan untuk dipelajari, namun linguistik adalah pintu untuk memahami
sastra tersebut. Bahkan, linguistik memiliki peran penting bagi penerjemah,
penyusun kamus, hingga ahli tafsir.
Posting Komentar